If you wanna change the world…
Change the world today…
No more sorrow no more tears…
Let’s do… something now…!!! (UTW-SID)
Sepenggal kata yang diungkapkan oleh sebuah band beraliran punk dan
mampu membakar semangat kita agar terus berjuang memperbaiki hidup
bangsa ini. Sekilas, alunan musik keras diiringi distorsi gitar dengan
tempo tinggi membuat orang awam tak mampu menerima musik yang seperti
ini. Namun inilah musik punk, musik yang dianggap sebagai musik
pemberontak, dan orang awam tentunya akan mengidentikan musik ini
sebagai musik anarki.
Memang musik ini identik dengan anarki,
dan itu memang tak teringkarkan. Namun, seiring berkembangnya pemikiran -
pemikiran idealis para musisi punk, ada sedikit harapan yang dapat kita
ambil. Coba dengarkan dengan seksama tentang apa yang mereka sampaikan
melalui alunan musik keras tersebut. Dibalik distorsi gitar dengan tempo
tinggi tersebut, terdapat rangkaian-rangkaian lirik indah yang mampu
membakar semangat kita dan membuat kita mencoba memaknai lebih dalam
lagi tentang apa yang ingin meraka sampaikan dengan model musik yang
demikian.
Sebuah band asal Bali, Superman Is Dead, salah satu
band yang patut diacungi jempol. Jalan menuju sebuah kejayaan memang tak
semudah membalik telapak tangan. Dicaci maki hingga difitnah oleh
penggemar sendiri sudah pernah mereka rasakan. Buah manis akhirnya
mereka petik dengan kerja keras dan semangat juang tinggi.
Tujuan awal dari band ini bisa dikatakan telah tercapai. Namun, tidak
mau berhenti berjuang sampai disini dan menikmati kesuksesan yang ada.
Mereka kini mulai mencoba merubah mind set para penggemarnya melalui
lagu-lagu yang inspiratif dan membuat mata kita terbuka akan dinamika
kehidupan di jalanan.
Pandangan orang jalanan adalah pandangan
yang paling “lugu”. Mereka meneriakan segala apa yang mereka lihat
dengan lugas. Tidak pandang bulu siapa anda. Sebuah lagu Superman Is
Dead(SID) yang berjudul Jika Kami Bersama secara implisit menggambarkan
bahwa para personil SID mengajak untuk melawan segala ketidakadilan.
… aku, dia dan mereka memang gila memang beda
tak perlu berpura-pura memang begini adanya.
… dan kami tahu anda bosan dijejali rasa yang sama
kami adalah kamu, muda, beda dan berbahaya.
… aku berteriak lantang untuk jiwa yang hilang
untuk mereka yang selalu tersingkirkan. (penggalan lirik Jika Kami Bersama - SID)
Lagu tersebut memang bersifat provokasi. Tapi coba lihat kebelakang,
ketika Bung Tomo meneriakan “Merdeka atau Mati”. Sebuah kalimat yang
mampu membakar semangat arek-arek Surabaya untuk bersatu melawan
penjajah pada saat itu. Jika boleh membandingkan, SID ibarat Bung Tomo
yang mampu meneriakan kata-kata motivatif.
Mengutip sebuah
naskah film “Punk in Love” dimana terdapat kata-kata yang menyatakan
bahwa “Mungkin pak Karno itu anak punk, jiwa rebel (pemberontak) -nya
itu lho..” Memang benar apabila Bung Karno memiliki jiwa pemberontak
yang besar. Beliau tak mau terus hidup dalam penindasan penjajah hingga
memutuskan untuk memberontak terhadap penjajah. Sebuah Pemberontakan
yang positif, karena menjujung rasa nasionalisme. Seharusnya kita
sendiri harus bisa memposisikan makna pemberontakan itu sendiri. Jangan
sampai malah memberontak terhadap negara sendiri, yang perlu dilawan
adalah penjajahan model baru seperti saat ini, dimana globalisasi
mempersilahkan siapa saja bebas melakukan segala sesuatu.
Superman Is Dead pun juga meneriakan sebuah fenomena yang sedang
menghantui bangsa ini. Dimana saat ini sedang marak aksi para politisi
saling menjatuhkan satu sama lain tanpa meningat kembali esensi dari
jabatan mereka sebagai wakil rakyat. Dimana fenomena ini dituangkan
dalam sebuah lagu yang berjudul Luka Indonesia.
Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,, (Luka Indonesia-SID)
Sebuah pelesetan dari lagu Satu Nusa. Sungguh miris jika melihat
kondisi Indonesia yang seperti ini. Kapan para petinggi ini sadar dan
mampu menghargai sebuah perjuangan keras para pemberontak kolonial di
era perang dunia kedua. Kini malah seakan para petinggi negeri ini
menjadi budak kolonial - kolonial baru. Sudah saatnya bangun dari mimpi
dan mengejar mimpi tersebut hingga kita tahu jawaban kegelisahan ibu
pertiwi. Jangan lagi buat ibu pertiwi bersusah hati. Bukan jamannya lagi
anarkis menjadi solusi, namun teriakanlah buah pikiranmu secara manis
dan mampu mengarahkan kita semua mencapai sebuah kemerdekaan sejati.
Penggalan lirik dari Luka Indonesia ini semoga mampu memompa
nasionalisme para pembaca. Sebuah kebanggan mampu memberikan sesuatu
pada bangsa ini, walau hanya melaui sebuah tulisan. Salut kepada SID
yang mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui musik punk.
Tanah ini, tangan ini..
kucengkram erat bumi pertiwi..
Raih langit terbang lepas…
Mengejar mimpi merah putihku..
Dimanapun kau berada
hatiku ku akan tetap disini..
Tiada dendam hari esok,,
Tiada luka hari ini..
Nafas ini tak pernah lepas
untuk menjaga tanah airku..Satu nusa satu bangsa
satu bangsa ‘tuk slamanya..
bertahanlah bertahan jangan pernah menyerah..
dan mimpi merah putihku
terpendam saat ku mati
bertahanlah bertahan jangan pernah menyerah..!!!
Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semua..
Mungkinkah..
Satu nusa dan satu s’lamanya..
Mungkinkah..
tawa luka ini milik semuanya..
Dengarkanlah nafas merdeka untuk s’lamanya… (Luka Indonesia - SID)
Masihkah anda mau melukai ibu pertiwi?
“Kami sangat percaya, kalian adalah api-api kecil yang suatu saat akan
membakar kemunduran di negeri ini. Dan selama kalian ada, api ini tidak
akan pernah padam”
Jeritan Musisi Punk Untuk Ibu Pertiwi
12.49 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar