foto

RSS

Jerinx SID : Bali membutuhkan quality tourism

Seniman dan musisi Bali mengeritik secara tajam pasar pariwisata Bali yang dijual terlalu murah.

Drummer Grup Band Superman Is Dead (SID) Jerinx, saat menghadiri simakrama (temu warga) yang digelar rutin Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Sabtu (16/3) menjelaskan, Bali membutuhkan pariwisata yang berkualitas, bukan sekadar mendatangkan turis dan dolar.

“Bali membutuhkan quality tourism. Yang terjadi di Kuta merupakan contoh nyata pariwisata sedang mengarah ke sana, ke arah yang negatif,” kata Jerinx.

Terhadap kondisi itu, pihaknya bersama pemuda dari Kuta akan membentuk forum dan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah.

“Saya bersama ketua-ketua pemuda Banjar yang ada di Kuta akan menyampaikan tuntutan Kami kepada gubernur,” tegasnya.

Musisi asal Gang Poppies Kuta itu berharap Made Mangku Pastika bisa memberi solusi problematika di Kuta. Pertama, kata Jerinx, ia berharap adanya pemberdayaan pebisnis lokal.

“Bisnis di Kuta sudah semakin dikuasai oleh asing, sementara bisnis lokal semakin terpinggirkan. Kami menuntut kepada pemerintah, dalam hal pembatasan investasi asing yang masuk ke Kuta,” sebutnya.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah melakukan penertiban segala bentuk usaha yang tidak memiliki izin serta mempermudah izin usaha bagi warga lokal.

“Selama ini bisnis lokal kalah bersaing dengan bisnis asing karena modal yang jauh berbeda. Serta kedekatan emosional antara pemilik bisnis dengan turis. Otomatis bisnis asing lebih dipercaya oleh wisatawan,” tuturnya.

Kedua, ia melanjutkan, perbaikan mainset berpikir aparat penegak hukum.

“Aparat kurang serius dalam mengedepankan kenyamanan warga dan lebih bertindak pada hal-hal yang lebih menguntungkan diri sendiri,” tegas dia.

Sebagai gerbang pariwisata Bali, sudah seharusnya Kuta mendapat pengamanan ekstra. Namun ia melihat hal itu masih jauh dari impian. “Kami anak-anak muda dan warga yang malah diserahkan menjaga desa kami sendiri,” katanya.

Ketiga, Jerinx yang datang dengan ketua-ketua pemuda di banjar yang ada di Kuta itu menuntut agar memberlakukan waktu operasional diskotek, kafe dan pub di Kuta agar sudah tutup maksimal pukul 02.00 WITA.

“Kuta juga adalah desa yang butuh istirahat dengan tenang. Kami juga menuntut pemerintah bertindak tegas kepada diskotek yang diskriminatif terhadap tenega kerja Indonesia,” imbuhnya.

Keempat, ia meminta kepada Made Mangku Pastika untuk memilterisasi wisatawan.

“Karena citra pariwisata kita yang semakin murah, maka turis yang datang ke Kuta semakin tak terkendali perilakunya. Sudah banyak tindak memalukan yang dilakukan oleh turis tersebut. Efeknya adalah, pemerintah internasional mencitrakan Bali, khususnya Kuta merupakan pulau di mana setiap orang bisa melakukan apa saja dengan bebas,” terang dia.

“Kami menuntut pemerintah membuat sistem baru filterisasi turis asing yang masuk ke Bali. Tujuannya agar Bali ini tidak dibilang murah dan diobral. Jika dibiarkan dikhawatirkan terjadi kasus rasialisme ke depannya,” tegas pria yang penuh dengan tatto itu.

Kelima, Jerinx berharap adanya pembatasan kendaraan di Kuta. “Kuta sudah sangat semrawut dalam hal transportasi. Rental motor harus ditindak yang memberikan kendaraan kepada turis yang tidak tahu etika berlalulintas di Bali. Seringkali ini dibiarkan agar aparat hukum dapat mengambil keuntungan di sana,” terang dia.

Jerinx juga menyoroti banyaknya taksi yang berkeliaran di kota kelahirannya itu. “Taksi yang beroperasi di Kuta juga tolong dibatasi, karena taksi menjadi sumber kemacetan di daerah kami,” sebut Jerinx.

Keenam, ia meminta agar gubernur mampu mewujudkan agar orang Bali dapat mempertahankan harga dirinya. “Kami menuntut pemerintah agar mengedukasi warga agar tidak menjadi budak pariwisata. Hal ini bisa dilakukan dengan memasukkan kurikulum pariwisata di tingkat pendidikan paling bawah agar kualitasnya baik, sehingga bisa bersaing dengan tenaga asing,” ujarnya.

Ketujuh, Jerinx mengkritisi soal tata bangunan di Kuta. Menurutnya, banyak pembangunan di Kuta yang merugikan masyarakat sekitar. “Pemerintah sangat mudah memberikan izin pendirian hotel. Ini yang sangat mengganggu warga Kuta. Kami menuntut pemerintah membatasi pembangunan yang ada di Kuta dan menegakkan perda yang kami tahu 30 persen harus berarsitek Bali,” tuntut Jerinx.

Menjawab hal itu, Made Mangku Pastika membenarkan apa yang disampaikan oleh Jerinx.

“Memang Kuta ini sudah berubah. Saya kalau jalan di sana merasa seperti bukan di Kuta. Saya tidak merasa di Bali. Saya merasa entah berada di dunia mana. Sudah berubah sekali Kuta itu,” ucap Pastika.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design